Turunkan Trantib ke Peternakan  

Pecatu, baliwakenews.com

Kecamatan Kuta Selatan (Kutsel) gencar melakukan antisipasi terkait mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sudah masuk Bali. Salah satunya dengan melakukan pengecekan dan pemantauan langsung le lapangan. “Kami sudah terjunkan Trantib dan beberapa staf untuk mengecek langsung ke ternak warga. Astungkara belum ada laporan ditemukannya sapi yang sakit atau bergejala PMK,” ujar Sekcam, Wayan Sujaka dilonfirmasi terkait kasus PMK di Kutsel.

Hal ini rutin dilakukan dalam beberapa hari terakhir karena di wilayahnya cukup banyak warga yang memelihara ternak khususnya sapi. “Yang paling banyak itu ada peternak sapi di Desa Pecatu selain juga desa lainnya. Karenanya kami turun ke Pecatu beberapa hari ini,” beber Sekcam asal Desa Pecatu tersebut.

Baca Juga:  Senantiasa Bantu Masyarakat Pengempon Pura Dalem Swargan Doakan Wayan Suyasa

Selain untuk mengecek apakah ada ternak milik warga yang sakit atau gejala seperti terjangkit PMK, pihaknya juga mengimbau peternak untuk senantiasa melakukan langkah antisipasi dan waspada akan PMK ini. Salah satunya dengan menjaga kebersihan ternak dan kandang ternak mereka lewat penyiraman atau menjaga kebersihan pakan mereka.

Untuk di Desa Pecatu kata dia hampir setiap warga memiliki paling tidak seekor sapi peliharaan. Bahkan termasuk para tokohnya. Memelihara sapi untuk di Pecatu memang sudah dilakukan secara turun temurun. “Selain sektor pariwisata, beternak sapi juga menjadi salah satu potensi yang dimanfaatkan warga. Apalagi saat pandemi lalu, jumlah pemeliharaan ternak semakin bertambah,” ujarnya sembari memgungkapkan sitem pemliharaannya ada yang dilepas dan juga ada penggemukan.

Baca Juga:  Total 48 PMI Di Rumah Singgah Sudah Diperbolehkan Pulang

Dia juga mengimbau kepada warga yang ternaknya dilepas sorenya agar bisa dikandanhkak untuk memudahkan pendataan. “Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan Dinas terkait di Pemkab Badung untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait langkah dan upaya pencegahan yang harus dilakukan. Mudah-mudahan penyebaran PMK ini bisa dicegah sehingga kondisi kembali normal dan pasar bringkit dibuka lagi. Karena sektor peternakan ini juga menjadi andalan warga kami selain pariwisata,” paparnya.

Dia tidak memungkiri karena kondisi geografis Kutsel khususnya Desa Pecatu yang merupakan perbukitan kering cukup menyulitkan peternak dama mencari pakan. Terutama ketika musim kemarau. Hal inilah yang membuat sejumlah sapi dilepaskan agar juga bisa mencari makan sendiri di pohon-pohon yang masih bisa tumnuh. Seperti pohon gamal dan sejenisnya. Hal ini tentu berbeda denga di kawasan yang subur karena lebih gampang mencari rumput atau pqkan. “Kalau wilayah kami kan kering makanya ada sapi yang dilepas. Walau sulit pakan, minat warga kami untuk beternak sapi tetap tinggi karena jadi alternatif menjanjikan serta stabil selain pariwisata. Bahkan jumlahnya terus bertambah dengan kini adanya sapi penggemukan,” bebernya. BWN-04

Baca Juga:  Ketua DPRD Badung Dr.Drs. Putu Parwata MK, MM, mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Ke-50 PDI Perjuangan

RELATED ARTICLES
- Advertisment -Iklan Idul Fitri DPRD BadungIklan Idul Fitri PDAM BadungIklan Bali Wake NewsIklan Nyepi DPRD BadungIklan PDAM BadungIklan Lapor PajakIklan Lapor PajakIklan DPRD BaliIklan DPRD Badung Poling Badung Poling BadungIklan Galungan PDAM