Kuta, baliwakemews.com
Keluarnya SE Gubernur No 16 tahun 2021 tentang pemberlakukan nomor ganjil dan genap kendaraan yang hendak melintas di Jalan Pantai Kuta masih menimbulkan polemik di kalangan tokoh dan masyarakat Kuta. Mereka pada umumnya meminta agar rencana ini dikaji ulang. Bahkan ada yang terang-terangan menolak penerapan SE ini di wilayah Kuta.
Sementara itu suasana Jalan Pantai Kuta dan beberapa ruas jalan di Kuta, Jumat (24/9) terlihat tidak banyak dilalui kendaraan. Apalagi kemacetan sama sekali tidak tampak. Malahan cenderung suasana jalan relatif lengang. Di sisi lain tidak terlihat ada persiapan menjelang dilaksanakannya Ganjil-Genap tersebut. Sementara itu suara keberatan dan penolakan semakin kencang datang dari tokoh Kuta dan kalangan praktisi pariwisata. Seperti yang disampaikan I Nyoman Rutha Ady, Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista serta Penglingsir Kuta, Jro Made Supatra Karang. Termasuk dari Ketua PHRI Badung, IGN Suryawijaya.
Nyoman Rutha Ady misalnya dengan tegas mengatakan kalau kebijakan ini justru membuat rakyat semakin susah. Karenanya praktisi Pariwisata dari Legian ini meminta agar kebijakan ini dikaji ulang. Demikian juga yang diungkapkan Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista. Dia bahkan menyayangkan munculnya rencana tersebut. Karena dinilai mencederai semangat dan upaya masyarakat Kuta yang sedang berupaya bertahan hidup dari dampak pandemi. Karenanya kata dia rencana penerapan aturan tersebut menjadi polemik di masyarakat. “Masyarakat gusar karena kebijakan itu dinilai akan membuat kunjungan wisata yang mulai menggeliat nantinya kembali menurun,” imbuhnya.
Praktisi yang juga Penglingsir Kuta, Jro Made Supatra Karang bahkan terang-terangan dengan tegas menolak rencana penerapan ganjil-genap di Kuta. Menurutnya pemerintah Khawatir dengan Penyebaran Pandemi Copid 19 dan Khawatir dengan Tanggung jawab Tanggungan terhadap warganya yang mestinya menjadi bagian daripada dampak dan akibat SE tersebut. Bahkan, malah membuat masyarakat khususnya yang kena Zona aturan tersebut semakin bertambah Kebingungan.”Tidak ada keberpihakan kepada rakyat yang sudah 2 tahun ini hidup morat marit. Berikan rakyak Makan, bukan hanya SE dan SE teruuus,” tegas pendiri event Kuta Karnival tersebut. BWN-04