Batur, baliwakenews.com
Pelaksanaan Wayon Ageng Karya Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur tahun Saka 1947 (2025) yang dilanjutkan dengan Bakti Pepada Penek pada Minggu 13 April 2025 berjalan dengan kidmat, meskipun sempat diguyur hujan.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur menyebut Pepada Penek merupakan rangkaian bakti pepada terakhir, dari sebelumnya sudah terlaksana Pepada Wewalungan dan Pepada Agung. Pepada Penek dilaksanakan dengan menyunggi penek-penek mengelilingi pura searah jarum jam. Selain dilakukan oleh masyarakat subak dan adat Batur ritual ini juga diikuti oleh Desa Adat Calo dan Manuk.
Dikatakan Pepada Penek sebagai ritual yang tidak bisa dipisahkan dengan Ngusaba Kadasa. Penek merupakan simbol kesejahteraan yang dimohon kehadapan Ida Bhatari Sakti Batur. Oleh karena itulah, masyarakat subak turut serta mengikuti ritual ini.
“Setelah puncak upacara Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur, akan dilaksanakan Pepada Penek ini. Meskipun dalam kondisi luar biasa seperti misalnya saat terjadinya Covid-19 beberapa tahun lalu, ritual ini tetap berjalan,” katanya.
Jero Gede Kanginan (Duhuran) Batur mengatakan, setelah pelaksanaan Pepada Penek, Ida Bhatara-Bhatari selanjutnya akan katuran bakti Wayon Ageng. Ada beberapa entitas Ida Bhatara yang secara khusus mendapat penghormatan dalam ritual ini. Salah satunya Ida I Ratu Ngurah Subandar (Konco Batur).
Lebih lanjut Jero Gede Duhuran Batur menjelaskan, usai Wayon Agung, pada Senin 14 April 2025, akan diadakan ritual Wayon Alit. Ritual ini juga sama pentingnya yang terdiri atas tiga ritual pokok yakni Nebengin/Maican Ican, Ngabuangin, dan Maider Gita. “Mudah-mudahan, atas anugerah Ida Bhatara-Bhatari, rangkaian acara besok bisa berjalan lancar,” pungkasnya. BWN-03
