Sanur, Baliwakenews.com – Desa Adat Intaran kembali menggelar upacara Nangluk Merana, sebuah tradisi sakral yang bertujuan menjaga keseimbangan alam sekaligus memohon kesejahteraan bagi masyarakat. Rangkaian upacara diawali dengan prosesi Negtegan Beras pada Senin pagi (25/11) di Bale Agung, pukul 10.00 WITA.
Negtegan Beras, yang dipimpin oleh pemucuk karya dari Banjar Dangin Peken dan Sindu Kelod, memiliki makna mendalam sebagai persembahan suci kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Ritual ini diwujudkan melalui simbol Dewi Sri, yang melambangkan kemakmuran dan kesuburan.
Dalam prosesi tersebut, kedua banjar bekerja sama mempersiapkan sarana dan prasarana agar pelaksanaan berjalan lancar. “Sampai saat ini, seluruh kegiatan berlangsung sesuai jadwal,” ungkap Kulit Ngurah, pengantar acara.
Rangkaian acara berlanjut dengan berbagai tahapan, termasuk persiapan upakara, nanding banten oleh istri-istri dasawisma, hingga puncak acara pada Jumat (29/11). Prosesi diawali dengan melasti ke segara . Ritual dilanjutkan dengan ngaturang tawur, diiringi alunan tetabuhan gong dan suara kidung yang syahdu. Beragam pengilen turut dipentaskan, memperkuat nuansa sakral upacara.
Puncak acara juga dihadiri oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, yang menyampaikan apresiasi atas komitmen masyarakat Desa Adat Intaran dalam menjaga tradisi ini. Kehadiran beliau menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap pelestarian adat dan budaya Bali.
Upacara Nangluk Merana tidak hanya menjadi momentum ritual untuk menjaga hubungan harmonis antara Tuhan, manusia, dan alam semesta, tetapi juga sarana refleksi bersama. Upacara ini memperkuat kebersamaan masyarakat sekaligus mengungkapkan rasa syukur kepada alam. Tradisi ini diharapkan mampu menjaga keharmonisan alam dan mendatangkan berkah bagi masyarakat Desa Adat Intaran. bwn-kar