Ingin Eksis, Media Harus “Aware” Terhadap Ekosistem Digital

Renon, baliwakenews.com

Menjadi media yang kompetitif dan tetap eksis di tengah menjamurnya media online saat ini, tidak cukup hanya dengan membuat berita mainstream. Namun wartawan dan pengelola media harus aware terhadap ekosistem digital.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi Peningkatan Kapasitas Media Siber, yang digelar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali, bekerjasama dengan Dewan Pers dan Pemerintah Provinsi Bali, Kamis 25 Mei 2023 di Aula Diskominfos Provinsi Bali. Diskusi mengusung tema Pengembangan Model Bisnis Media di Era Digital.

Diskusi dibuka Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya, dan menghadirkan Ketua Pokja Verifikasi Media Online, Sapto Anggoro yang membawakan materi Pendataan Media Pers Oleh Dewan Pers Dan Perkembangan Ekosistem Pers Di Era Digital serta Praktisi Media Siber dari Katadata.co.id, Maryadi yang membawakan materi Pengembangan Model Bisnis Media di Era Digital dengan Ketua SMSI Bali, Emanuel Dewata Oja sebagai moderator.

Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Dharmajaya mengatakan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers atau UU Pers memang menyebutkan semua warga negara berhak mendirikan lembaga pers. Sehingga jumlah media online melesat hingga mencapai 50 ribu lebih di seluruh Indonesia. “Angka 50 ribu media online tentu cukup mengejutkan banyak pihak. Itu karena media, dianggap masih seksi di mata investor, ” ungkap Agung Dharmajaya.

Baca Juga:  Wali Kota Jaya Negara Percepat Pelayanan Kepada Masyarakat

Apalagi menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024, banyak pihak yang mengurus perizinan ke dewan pers. Mulai yang berlatarbelakang ibu rumah tangga, wiraswasta, hingga LSM. Meski demikian, Dewan Pers tidak bisa menolak para pihak yang ingin mengurus perizinan pendirian media.

“Aturan tentang perusahaan pers, legal standingnya adalah berbadan hukum. Baik itu berupa Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, maupun Yayasan. Jadi, kami tidak bisa menolak jika ada pihak-pihak yang mengajukan pendirian media, ” tukasnya.

Lebih lanjut dikatakan di era digital, media harus cukup mampu menyesuaikan dengan perubahan yang tengah berjalan. Dengan demikian, pengelola media akan mampu berakselerasi menyesuaikan kondisi yang ada.

“Adaptasi dengan platform baru bisa dilakukan, dan mengemas menjadi lebih baik, ” ucapnya.

Baca Juga:  Misteri Jejak Kaki di Lantai Kamar Lokasi Pembunuhan Perempuan Muda di Panjer

Ketua Pokja Verifikasi Media Online, Sapto Anggoro mengatakan Dewan Pers tidak bisa membatasi pertumbuhan media. “Tapi bagi teman – teman yang sudah kadung nyemplung membuat media, saya berharap mereka bertanggungjawab. Terhadap karyawan dan juga menjalankan peran media sebagai kontrol sosial, ” tandasnya, sembari mengatakan disitulah peran pendataan media di Dewan Pers.

Pertumbuhan media siber yang cukup signifikan secara nasional, menurut Sapto Anggoro tidak dibarengi dengan, manejemen yang baik. Padahal manajemen media memegang kunci penting untuk mengembangkan media berplatform digital.

Sapto Anggoro menyadari media selalu terhimpit pada dua aspek yaitu idealisme dan pragmatis. ” Supaya tidak terhimpit maka pengelola media harus memahami perkembangan ekosistem pers di era digital ini. Bila sudah menguasai ini saya yakin, media akan berkembang baik,” tukasnya.

Dikatakan, pengelolaan media siber tak lepas dari karakteristik konsumen berita. Menurutnya, dengan mengetahui kebutuhan informasi yang banyak dibutuhkan publik, akan menentukan popularitas dari media itu sendiri.

Baca Juga:  Edukasi Penari Joged Bumbung, Satpol PP Provinsi Bali Panggil Penari dan Pengibing Joged Viral

“Banyak yang membuat berita soal politik, sosial, hukum dan HAM. Padahal, konten yang paling banyak dikunjungi ternyata bukan itu, ternyata adalah info kesehatan. Kenapa info kesehatan ini tidak jadi yang utama untuk ditampilkan, karena itu berpotensi viral,” tukas Sapto Anggoro.

Sementara praktisi Media Siber, Maryadi yang membawakan materi Pengembangan Model Bisnis Media di Era Digital, memaparkan pengalamannya dalam mengelola Katadata hingga menghasilkan cuan dengan sangat mudah. Ia memberikan sejumlah kiat kepada para pengelola media siber yang tergabung dalam SMSI Provinsi Bali, serta peserta dari asosiasi wartawan lainnya.

Maryadi membagikan pengalamannya terkait persaingan bisnis media digital. Menurutnya, terobosan baru perlu dilakukan untuk memberikan dorongan ‘amunisi’ jangan terpaku pada pola lama. Di contoh, ada media siber yang mengembangkan teknik backlink untuk mendapatkan marketshare iklan.

“Yang perlu dipahami saat ini adalah perkembangan trend di masyarakat. Jadi keberadaan media sosial dan aplikasi harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” pungkas Maryadi. BWN-03

RELATED ARTICLES
- Advertisment -Iklan Idul Fitri DPRD BadungIklan Idul Fitri DPRD BadungIklan Idul Fitri PDAM BadungIklan SMSIIklan Lapor Pajak Poling Badung Poling Badung