Mangupura, baliwakenews.com – Sabtu dini hari yang biasanya sunyi mendadak berubah menjadi momen menegangkan di UGD Nusa Medica Klinik Pratama, Pecatu, Badung. Seorang pria warga negara asing (WNA), hanya mengenakan celana pendek, tiba-tiba mengamuk, merusak fasilitas medis, dan membuat pasien serta petugas medis berhamburan.
Namun di balik kericuhan itu, terselip cerita tentang kemanusiaan, tekanan jiwa, dan kepedulian yang mungkin terlewat dari sorotan kamera media sosial.
Pria 26 tahun itu datang sekitar pukul 04.50 WITA, diantar oleh ojek online dan didampingi temannya sesama WNA. Menurut staf klinik, awalnya ia tampak lemah dan ditangani dengan tenang oleh tim medis. Namun tak disangka, saat tengah diperiksa, ia mendadak berubah — berteriak, memukul temannya, dan menebar ancaman pada siapa pun di dekatnya.
“Situasinya benar-benar mencekam. Kami mencoba menenangkannya, tapi dia semakin agresif. Kami bahkan harus mengevakuasi pasien lain keluar ruangan,” kenang Made Sutama, staf klinik yang ikut bertugas saat itu.
Lemari kaca dibanting, gorden robek, dan sebuah tiang infus diangkat sebagai senjata. Tenaga medis yang biasanya bergulat dengan nyawa pasien, malam itu harus berjibaku menjaga keselamatan diri mereka sendiri.
Namun di tengah ketegangan itu, terlihat usaha temannya yang tak henti mencoba menenangkan. Ia terus berbicara pada pria tersebut, membujuknya dengan sabar meski situasi tak kunjung membaik. Beberapa saat kemudian, Pecalang datang, disusul polisi dari Pos Polisi Pecatu.
Yang mengejutkan, ketika ketegangan mulai mereda, pria itu menangis. Ia meminta maaf, menyatakan penyesalan, dan menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab penuh atas kerusakan yang ditimbulkan. “Saya hanya… saya tidak tahu apa yang terjadi,” katanya pelan, seperti ditirukan staf klinik.
Pukul 06.30 WITA, ia dibawa ke kantor polisi bersama temannya dan staf klinik. Bukan untuk dihukum, tapi untuk mencari solusi damai. Ia bersedia mengganti seluruh kerugian: obat-obatan, alat medis, hingga perabotan klinik yang rusak. BWN-01