Mangupura, baliwakenews.com
Pagi itu, pasir putih Pantai Nusa Dua menjadi saksi keceriaan ratusan wisatawan yang berkumpul di tepi laut. Dengan wajah sumringah, mereka berbaris sambil membawa batok kelapa kecil berisi tukik anak penyu yang baru menetas. Saat aba-aba dilepaskan, suara sorak riang bercampur dengan debur ombak, mengiringi langkah-langkah kecil tukik menuju samudra.
Momen sederhana namun penuh makna itu adalah bagian dari kegiatan “Turtle Cub Release”, sebuah inisiatif yang digagas oleh InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) bersama Nusa Dua Beach Hotel & Spa serta Komunitas Bulih Bali. Sebanyak 100 tukik dilepas ke laut lepas, bukan hanya sebagai atraksi wisata, tetapi juga sebagai simbol nyata upaya menjaga keseimbangan ekosistem pantai dan laut.
Bagi wisatawan, pengalaman melepas tukik memberikan sensasi berbeda. Ada yang sibuk mengabadikan momen, ada pula yang larut dalam rasa haru melihat makhluk mungil itu berjuang menembus ombak. “Saya merasa seperti ikut memberi kehidupan baru bagi laut,” ucap seorang turis asal Jerman, sambil tersenyum melihat tukiknya hilang ditelan ombak.
General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika, menegaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari konsistensi ITDC menghadirkan pariwisata berkelanjutan. “Melalui kolaborasi dengan tenant dan komunitas, kami ingin menghadirkan kegiatan yang bermanfaat secara ekologis, sekaligus memberi pengalaman berharga bagi wisatawan,” katanya.
Tukik yang dilepas bukan berasal dari penangkaran biasa. Menurut I Kadek Wiadnyana dari Komunitas Bulih Bali, telur-telur penyu itu sebelumnya ditemukan di Pantai Mengiat dan direlokasi untuk diselamatkan. “Kami menerapkan konsep ex-situ conservation agar telur-telur ini aman hingga menetas. Setelah cukup kuat, barulah tukik dilepas kembali ke laut, dari ex-situ menuju in-situ,” jelasnya.
Proses konservasi ini memberi peluang hidup yang lebih besar bagi tukik, yang secara alami menghadapi banyak tantangan sejak lahir. Tanpa perlindungan, hanya segelintir yang bisa bertahan hingga dewasa.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan edukasi konservasi penyu, serta menghadirkan relawan pendidikan dan Key Opinion Leader (KOL) untuk memperluas pesan pelestarian lingkungan. Semangat lintas generasi terasa kuat, terutama ketika anak-anak wisatawan ikut melepas tukik dengan penuh antusias.
Tak hanya itu, acara ini menjadi bagian dari rangkaian Road to Nusa Dua Festival 2025, agenda tahunan yang menggabungkan seni, budaya, sport tourism, dan aksi lingkungan. Dengan cara ini, The Nusa Dua memperkaya pengalaman wisatawan, sekaligus menegaskan citranya sebagai destinasi berkelas dunia yang ramah lingkungan. BWN-04