Denpasar, baliwakenews.com
Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (FP Unwar) kini resmi berubah nama menjadi Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi (FPST). Perubahan ini berdasarkan surat keputusan Rektor Unwar per 2 Januari 2025.
Dekan Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi Unwar, Prof. Dr. Ir. Luh Suriati, M.Si, kepada awak media Kamis 16 Januari 2025 memaparkan perubahan nama ini dilakukan sebagai bentuk transformasi untuk menjawab tantangan kekinian di bidang pertanian. Pasalnya, Presiden Prabowo menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
“Target Presiden Prabowo ini menjadi angin segar bagi para sarjana lulusan pertanian di dunia kerja. Apalagi, FPST Unwar ini mengadopsi kurikulum yang lebih relevan untuk kebutuhan era modern, ” ujar Prof. Luh Suriati, bersama para wakil dekan.
Lebih lanjut dikatakan perubahan nama ini didorong oleh modernisasi di sektor pertanian. Selama dua dekade terakhir, minat masyarakat terhadap bidang pertanian menurun drastis. Baik dalam hal mempelajari ilmu pertanian maupun profesi bertani. Padahal, pertanian tetap menjadi sektor strategis yang menjamin kebutuhan primer manusia sepanjang masa, yaitu pangan. Sebab, selama manusia hidup makanan adalah kebutuhan yang tak tergantikan. Sementara makanan berasal dari pertanian.
“Dengan mempelajari ilmu pertanian, lulusan kami dapat memiliki prospek karier yang cerah, baik sebagai ASN, pegawai swasta, maupun entrepreneur di bidang pertanian,” ucap Prof. Luh Suriati.
Prof. Suriati mengungkapkan bahwa bisnis terkait bahan pertanian, peternakan, perikanan hingga produk pasca panen memiliki peluang besar karena selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga, transformasi yang dilakukan ini bukan sekadar perubahan nama. Penambahan elemen sains dan teknologi dalam fakultas diharapkan mampu menjawab tantangan modernisasi. Dengan pemutakhiran kurikulum yang akan dilakukan mahasiswa akan dibekali ilmu yang relevan dengan perkembangan teknologi di bidang pertanian.
“Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya memahami pertanian konvensional, tetapi juga mampu mengadopsi teknologi untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi Unwar memiliki 4 program studi (prodi), yaitu Agroteknologi, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Peternakan, serta Manajemen Sumber Daya Perairan. Dengan kurikulum yang disesuaikan, fakultas ini ingin mengubah pandangan masyarakat yang masih menganggap fakultas pertanian sebagai jurusan yang “kotor” dan “berlumpur.” Sebaliknya, mahasiswa akan diajarkan bagaimana mengoptimalkan hasil pertanian melalui pendekatan modern.
Ia optimistis bahwa lulusan FPST Unwar akan semakin dibutuhkan, terutama dalam mewujudkan target Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Hal ini sudah terlihat dari keberhasilan lulusan fakultas dalam berbagai sektor. Salah satu contohnya adalah Ngakan Satria, lulusan Fakultas Pertanian Unwar yang baru-baru ini diterima sebagai Bintara Ahli Pertanian dan Perkebunan di TNI.
Selama ini, lulusan Unwar terbukti mampu bersaing di tingkat nasional. Dengan transformasi ini, fakultas berharap dapat mencetak lebih banyak tenaga ahli di bidang pertanian modern yang berdaya saing global.
“Kami tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga pemimpin masa depan di sektor pertanian,” pungkasnya.BWN-03