Gianyar, baliwakenews.com
Para pelatih, official, dan pemain Bali United mengikuti dengan seksama Workshop Laws of the Game sebagai syarat memenuhi Club Licensing 2024 di Training Center Bali United, Pantai Purnama, Gianyar.
Materi kali ini dibawakan oleh Yandri dari Departemen Wasit PSSI. Yang dibahas adalah perihal offside, pelanggaran, handsball, dan penerapan VAR untuk kompetisi Liga 1.
“Materi yang saya berikan kali ini adalah hal yang akan mereka hadapi di lapangan seperti mana yang terbilang offside atau onside, yang terbilang pelanggaran atau bukan pelanggaran sesuai turunan dari FIFA kepada kami di perwasitan PSSI. Sehingga kami melakukan edukasi kepada seluruh stakeholder termasuk Bali United pada kesempatan ini,” ujar Yandri.
Narasumber yang aktif juga sebagai anggota TNI AD ini pun menjelaskan secara detail dua hal sebuah keputusan hakim garis dalam menyatakan offside dalam suatu pertandingan.
Kedua hal itu adalah situasi deflection play dan deliberate play dalam suatu pertandingan.
Deflection play adalah dimana pemain belakang tidak mengontrol bola melainkan terkejut mendapatkan bola pantul ke lawan yang berdiri offside, maka posisi itu disebut offside.
Sementara Deliberate play adalah dimana pemain belakang ada ruang dan tidak terganggu dengan rekan setimnya. Kemudian mencoba melakukan kontrol bola yang memantul ke lawan yang berdiri offside, maka menjadi onside bagi lawan.
Kemudian soal pelanggaraan yang perlu dipahami adalah tipe pelanggaran yang membuat wasit memberikan kartu sesuai dengan jenis pelanggarannya.
Jika pelanggaran terjadi dalam kotak penalti dengan indikasi menarik, mendorong atau berpotensi mencederai lawan, maka dipastikan memperoleh kartu merah.
Termasuk dengan terjadinya situasi DOGSO (Denial of Goal Scoring Opportunity) dimana peluang gol bagi lawan terbuka lebar dan dilakukan pelanggaran.
Lalu soal handsball juga dibahas, dimana kategori ini terjadi ketika tangan semakin melebar dengan sengaja maka dikatakan sebagai handsball.
Sementara jika deflection atau memantul ke arah tangan, belum tentu dianggap sebagai handsball.
Segala aturan ini telah diatur dalam Laws of the Game tahun 2023/2024 yang sudah dikeluarkan oleh FIFA sejak bulan Juni lalu dan sebuah kompetisi mulai menerapkannya di seluruh dunia.
Selain itu, Video Assistant Referee (VAR) juga dibahas dalam workshop kali ini untuk Bali United FC. Yandri pun menjelaskan soal pemakaian VAR yang memiliki tugas pendamping bagi wasit di lapangan.
VAR ini sendiri direncakan mulai diterapkan pada bulan Februari 2024, tetapi karena kesiapan dan lain sebagainya sehingga mengalami penundaan hingga isu yang beredar akan diterapkan pada babak Championship Series Liga 1 musim ini.
Dengan pelaksanaan workshop ini, harapannya seluruh tim Bali United semakin memiliki pemahaman dalam suatu pertandingan sehingga dapat respek kepada tim lawan maupun wasit yang memimpin suatu pertandingan.
Harapannya sinergitas dapat berjalan dengan baik kepada semua stakeholder dalam pengembangan sepak bola di Indonesia.
Workshop ini juga merupakan salah satu kewajiban sebuah klub menjalankan syarat Club Licensing agar memiliki standarisasi sebagai sebuah klub profesional yang bisa berkompetisi resmi di AFC.
Bali United sendiri setiap tahunnya selalu memperoleh sertifikat Club Licensing Committee (CLC) PSSI sebagai salah satu klub Indonesia yang memiliki standarisasi klub profesional. BWN-06