Karangasem, baliwakenews.com
Serangkaian kunjungan kerja di daerah pemilihan 25 Juli sampai 2 Agustus 2022 lalu, Anggota Komisi III DPR RI, Wayan Sudirta, melakukan “simakrama’’ (kunjungan sosial kekeluargaan) dengan beberapa umat Hindu di Bali, serangkaian acara ‘’Ngaben Massal’’. Simakrama dilaksanakan antara lain di Banjar Mumbul, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Banjar Bunutan, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, kemudian di Desa Mrita Kecamatan Abang, Karangasem, lanjut di Banjar Santi, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, Banjar Panggung, Desa Sembiran, Buleleng, juga di Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar dan beberapa acara ‘’pawiwahan’’ (perkawinan adat Bali) di Kota Amlapura, Desa Perangsari-Kecamatan Selat, Karangasem.
Kunjungan kerja pria yang juga menjabat Wakil Ketua di DPD PDI Perjuangan Bali dan beberapa jabatan lain di DPP PDI Perjuangan seperti Ketua Tim Hukum, Wakil Kepala Sekolah Partai, Wakil Kepala Badiklatpus PDI Perjuangan ini dilakukan dengan mendatangi krama Hindu di beberapa desa di Buleleng, Gianyar, Karangasem, tersebut sebagai wujud perhatian terhadap konstituen maupun umat Hindu, yang di bulan-bulan Juli dan Agustus 2022 ini banyak menyelenggarakan upacara ‘’Pitra Yadnya’’ Ngaben Massal, yaitu upacara ngaben bersama-sama, secara bergotong royong, memikul biaya dan segala kerja penyelenggaraan ‘’pitra yadnya’’ secara bersama-sama, sehingga biayanya menjadi jauh lebih ringan. Biasanya, ‘’ngaben massal’’ diadakan dalam 3 sampai 5 tahun sekali, sebagai wujud bhakti anak-anak terhadap orang tua yang telah meninggal agar ‘’atman’’-nya mendapat tempat yang baik di sorga loka.
Selain menyerahkan ‘’punia pitra yadnya’’, wakil rakyat daerah pemilihan Bali ini juga mendoakan agar atman dan ‘’pitra’’ yang diupacarai dalam ngaben massal tersebut mendapat tempat yang baik di sorga, dan anak cucu keturunannya yang melangsungkan kehidupan di dunia ini mendapat tuntunan dan kesejahteraan yang baik.
‘’Pengabenan bersama-sama seperti ini sangat baik, mencerminkan kegotongroyongan, kebersamaan, dan kesetaraan diantara umat Hindu yang bersaudara. Mari terus kembangkan persaudaraan dan kesetaraan, sebagaimana ajaran agama Hindu, tentang wasudewa kutumbhakam, bahwa kita bersaudara, dan melalui pendidikan yang semakin baik dan semakin terbuka, kita membangun tatanan sosial yang tidak membeda-bedakan orang atas tinggi dan rendah, tidak boleh lagi ada diskriminasi, termasuk dalam kesetaraan menghormati Ida Sulinggih maupun Pemangku,’’ kata Wayan Sudirta.
Acara di setiap kunjungan berlangsung kekeluargaan dan warga sebagian besar tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, walaupun tingkat penularan Covid di Bali sudah berada pada level 1.*BWN-03