Resesi Global 2025–2030, Siapkah Anda Hadapi Badai Ekonomi Ini?

Jakarta, baliwakenews.com – Ketidakpastian ekonomi dunia mulai menunjukkan dampaknya secara nyata. Dalam beberapa bulan terakhir, perlambatan pertumbuhan global, gejolak geopolitik, inflasi yang melambung, dan kenaikan suku bunga menjadi sinyal kuat bahwa dunia tengah melaju menuju resesi panjang yang diprediksi akan berlangsung hingga tahun 2030.

Lantas, bagaimana masyarakat Indonesia harus bersiap? Apa langkah nyata yang bisa dilakukan untuk menghadapi lima tahun penuh tantangan ini?

Langkah paling mendasar adalah membangun stabilitas keuangan pribadi. “Dana darurat adalah garis pertahanan pertama. Setidaknya siapkan enam bulan biaya hidup,” kata Maya Pratama, Perencana Keuangan.

Selain itu, hindari utang berbunga tinggi dan fokus pada pengeluaran yang benar-benar penting. Prioritaskan menabung dan memilih instrumen investasi yang aman dan likuid.

Baca Juga:  Kanwil DJP Bali Raih Rp10,76 Triliun Penerimaan Pajak

Bergantung pada satu pekerjaan bisa menjadi risiko besar di masa resesi. Mulailah mencari peluang sampingan seperti freelance, bisnis kecil, atau penghasilan pasif. “Era digital membuka peluang besar bahkan dari rumah. Yang penting mulai dulu,” ucap Rizky Ardian, pelaku usaha online.

Dropshipping, mengajar online, jasa penulisan, hingga content creation bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang stabil.

Dunia kerja berubah cepat. Mereka yang bertahan adalah mereka yang mampu belajar dan beradaptasi. “Skill seperti manajemen data, komunikasi, dan teknologi digital kini menjadi keharusan,” Dini Wulandari, Konsultan SDM.

Baca Juga:  Pemerintah Kabupaten Tabanan Mengucapkan Dirgahayu Repubilk Indonesia ke-79

Platform belajar daring seperti Coursera, Ruangguru, atau YouTube bisa dimanfaatkan untuk meng-upgrade kemampuan secara gratis atau murah.

Di tengah gejolak, investasi tetap perlu, tapi harus bijaksana. Diversifikasi aset adalah kunci bertahan.

Saham defensif, logam mulia, reksa dana pasar uang, dan obligasi pemerintah adalah pilihan aman. Bagi investor berpengalaman, sektor seperti kesehatan, energi terbarukan, dan teknologi ramah lingkungan menjanjikan pertumbuhan jangka panjang.

Resesi bukan hanya soal keuangan, tapi juga tentang daya tahan mental. Rutinitas yang sehat, tidur cukup, dan tetap terhubung dengan support system sangat penting. “Yang punya mental kuat dan pikiran jernih akan lebih mampu mengambil keputusan tepat,” Lita Anindita, psikolog klinis.

Baca Juga:  HUT Ke-36 Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali

Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, meditasi, atau sekadar berbicara dengan orang terdekat bisa membantu menjaga kestabilan emosi.

Resesi bisa menjadi kehancuran atau justru peluang. Masa depan ditentukan oleh bagaimana seseorang merespons, bukan oleh krisis itu sendiri. Adaptasi, ketahanan, dan strategi menjadi kunci utama untuk bertahan dan bahkan tumbuh dalam krisis. BWN-01

Iklan Home Page
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -Iklan PDAM Badung Iklan DPRD Badung Iklan Unwar Iklan DPRD Bali Iklan Pemkab Badung Iklan Ucapan BWN Badung Iklan PDAM Iklan DPRD Bali Iklan PDAM Badung Iklan DPRD BADUNG 2 Iklan DPRD Badung Iklan Lapor Pajak