Perjalanan Sang Roh Setelah Mati Dalam Kitab Garuda Purana

Mangupura, baliwakenews.com

Dalam Hindu yang megenal konsep renkarnasi, juga meyakini ada perjalanan roh-roh setelah meninggal. Kali ini tim baliwakenews akan membahas sekelumit Perjalanan Roh setelah mati. Dijelaskan oleh Sri Vishnu pada Garuda dalam Kitab Suci Veda Garuda Purana dan Purana lainnya. Setiap orang yang akan meninggal didatangi oleh dua sosok yakni Yamaduta (Utusan Dewa Yama), Mereka menjemput Sang Roh keluar dari badan kasarnya.

Sang Roh yang banyak dosa kadang hidungnya diikat dengan Tali Sakti dan ditarik paksa. Sedangkan yang lebih sedikit dosanya kadang Yamaduta menampakkan diri seperti keluarga Sang Roh yang telah meninggal, sehingga Sang Roh rela keluar dari badannya mengikuti Yamaduta yang menyamar itu. Setelah Roh keluar dari badan atau mati, Sang Roh yang dibungkus badan halus dengan ukuran sebesar Ibu Jari dibiarkan gentayangan dalam pengawasan Yamaduta selama 10 hari sebelum dibawa ke tempat Pengadilan Dewa Yama, dalam perjalanan selama 348 hari itulah Yamadita kerap menyiksa Sang Roh .

Baca Juga:  Antara Nilai Ekonomi dan Nilai Agama, Penetapan Hari Arak Bali Jadi Pro-Kontra

Sang Roh dalam hidupnya tidak ada ajaran Dharma dan tidak ada Ajaran Siwa, kemungkinan besar mengalami hal seperti di atas. Bagi yang telah menjalani Ajaran Dharma dan ada Ajaran Siwa dalam hidupnya, maka Yamaduta tidak akan bisa lagi mendekati Sang Roh karena ada dalam perlindungan Dewa Siwa.

 

*Pentingnya Ajaran Dharma
Perbuatan apa saja tergolong Ajaran Dharma? Berikut akan penulis ulas dalam berbagi sumber diantaranya yang mesti dilakukan ; 1. Melakukan perbuatan baik (rahayu). 2. Melakukan yadnya sesuai Veda. 3. Selalu melakukan pensucian-pensucian diri. 4. Melakukan puasa sebagai penebusan dosa. 5. Suka memberi (dana-punia). 6. Menyukai ajaran kebajikan (kesucian). 7. Menghidupkan Tantra, Yantra, dan Mantra di diri sendiri.

Baca Juga:  Pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berlangsung di The The Apurva Kempinski, Bali

Lalu apa Pentingnya Ajaran Siwa?, Ajaran Siwa sangat penting sekali di jalani dalam hidup ini, karena Dewa Siwa yang bertugas saat kita menghadapi kematian. Dan Perbuatan yang tergolong Ajaran Siwa ini diantaranya ;

1 Melakukan Japa
Lakukan Japa : Om Nama Siwaya sesering mungkin. Kita bernafas 21.600 kali setiap hari, isilah sewaktu-waktu dengan nama suci itu saat bernafas.

2 Saat memuja
-Chantingkan Gayatri Siwa (13x).
-Chantingkan Siwa sebagai Panca Brahma:

(1). Timur : Siwa sebagai Sadyojata.
(2). Selatan : Siwa sebagai Wamadewa.
(3). Barat : Siwa sebagai Tatpurusa.
(4). Utara : Siwa sebagai Aghora.
(5). Tengah : Siwa sebagai Isyana.

Baca Juga:  Pasutri di Gianyar Produksi Film Porno Kemudian Diedarkan Melalui Medsos  

-Chantingkan Siwa sebagai Nawa Sangha:

(1). Timur : Siwa sebagai Iswara
(2). Tenggara : Siwa sebagai Maheswara.
(3). Selatan : Siwa sebagai Prajapaiti
(4). Barat Daya : Siwa sebagai Rudra.
(5). Barat : Siwa sebagai Mahadewa
(6). Barat Laut : Siwa sebagai Sangkara.
(7). Utara : Siwa sebagai Pasupati.
(8). Timur Laut : Siwa sebagai Sambhu
(9). Tengah : Siwa sebagai Isyana.

Dengan selalu menjalankan Ajaran Siwa ini dalam kehidupan sehari-hari, saat menghadapi kematian Sang Roh selalu dilindungi oleh Dewa Siwa. Sehingga pasukan Dewa Yama tidak berani lagi mendekati Sang Roh, karena Sang Roh sudah berada dalam kekuasaan Dewa Siwa.

“Om Samastha lokha sukino bhavantu
[Semoga semua makhluk hidup berbahagia]”

“Om Santih, Santih, Santih Om”

(Tim Baliwakenews)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -Iklan DPRD BaliIklan PDAM BadungIklan DPRD BadungIklan HUT RI DPRD BadungIklan Galungan BWNIklan HUT RI PDAM BadungIklan HUT RI DPRD Prov. BaliIklan KPU Prov. BaliIklan SMSIIklan Lapor Pajak Poling Badung Poling Badung