Ke-9 Kalinya, Desa Adat Legian Salurkan Sembako ke Krama, Total Anggaran Capai Rp 3,6 Miliar

Legian, baliwakenews.com
Dampak pandemi yang sudah hampir 2 tahun berjalan benar-benar membuat ekonomi masyarakat terpuruk. Utamanya yang menggantingkan pencaharin di sektor pariwisata seperti masyarakat Legian.
Untuk meringankan beban masyarKat ini Desa Adat Legian, Sabtu (4/9) kembali memberikan bantuan sembako kepada seluruh krama Legian yang terdampak wabah covid 19. Menariknya, penyerahan bantuan ini meruapakan yang ke 9 kalinya selama mewabahnya covid-19.

Penyerahan bantuan sembako ini secara simbolis dilakukan Bendesa Adat Legian, Anak Agung Made Mantra kepada tiga Kelian Banjar untuk nantinya diteruskan ke krama di masing-masing banjar mereka.
Turuy hadir pula dalam kegiatan ini Camat Kuta, I Nyoman Rudiarta, Tokoh Legian yang duduk di DPRD Badung, IGN Sudiarsa, Lurah Legian, Made Madia Surya Natha serta Ketua LPM Legian Wayan Puspanegara dan tokoh lainnya.
Bendesa Adat Legian, AA. Made Mantra di sela-sela kegiatan memaparkan, di tengah situasi sulit akibat wabah covid 19, Desa Adat Legian yang merupakan kawasan pariwisata menjadi salah satu desa yang terdampak langsung. Oleh karena itu pihaknya di desa adat memberikan bantuan sembako kepada seluruh krama. Hal ini sambung dia adalah bagian dari nawacita prajuru Desa Adat Legian dalam rangka meringankan beban masyarakat.

Baca Juga:  GWK Gelar Ogoh-Ogoh Kolosal, Diharapkan Dongkrak Kunjungan

Pihaknya berharap pemberian paket sembako ini dapat memberi ketenangan, sembari memikirkan era baru dalam tatanan perekonomian masyarakat Desa Adat Legian. “Kita tahu betul dengan belum melandainya covid ini sangat berdampak pada kami yang hidup dari pariwisata,” ujarnya.

Hal inilah yang diantisipasi agar tidak terjadi gejolak di masyarakat dengan membantu sembako ke masyarakat. Selain itu kondisi ini sambung dia menjadi pembelajaran bersama bagimana menghadapi situasi di era-era ke depannya.
Penyarikan Desa Adat Legian, Wayan Sunadi menjelaskan, sebanyak 690 kepala keluarga (KK) memperoleh sembako dari desa adat. Krama ini berasal dari 3 banjar yaitu Banjar Legian Kaja, Pekandelan Legian Tengah dan Legian kelod. Adapun paket sembako yang diberikan antara lain beras, minyak goreng, telor, mie instan, masker dan uang tunai 50 ribu rupiah.

Pembagian paket sembako ini kata Sunadi sudah berlangsung sebanyak 9 kali. Dimana dilaksanakan sejak awal pandemi covid 19 pada bulan maret 2020. Dimana setiap pembagian mengalokasikan anggaran sekitar Rp 400 juta. “Jika ditotal sampai 9 kali kegiatan desa adat mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3,6 Miliar,” ujarnya.

Baca Juga:  Dorong Pemanfaatan lahan Tegalan, Badung Sebar Bibit Tanaman Produktif

Ke depannya Desa adat Legian juga akan secara berkelanjutan memberikan paket sembako ke krama.
Camat Kuta, I Nyoman Rudiarta mewakili Pemkab Badung dan pemerintahan di Kecamatan Kuta menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas apa yang dilakukan Desa Adat Legian. Selama ini sambubg dia, desa adat tidak hanya berkolaborasi dengan pemerintah dalam pelestarian adat dan budaya, tetapi di masa pandemi ini peran desa adat juga sangat diperlukan. Terlebih Desa Adat Legian memiliki peran yang sangat besar dalam membantu masyarakat ketika menghadapi situasi sulit seperti sekarang. Dimana di masa pandemi Desa Adat Legian sudah berperan baik dalam sisi penerapan prokes. Baik dari sisi sosialiasi, pembinaan tentang covid, pengawasan prokes, hingga vaaksinasi dan lainnya. Dari Maret 2020 juga sudah dilakukan pembagian sembako oleh desa adat yang kini sudah memasuki ke 9 kalinya. “Ini patut kita apresiasi karena selain peran pemerintah ada peran desa adat yang cukup besar. Hari ini kami menyampaikan terimakasih atas peran Parajuru dan khususnya Bendesa Adat Legian,” ujarnya.

Baca Juga:  Penataan Pantai Kuta Segera Dimulai, Relokasi Pedagang Tunggu Sosialisasi

Hal senada juga diungkapkan tokoh masyarakat Desa Adat Legian yang juga Anggota DPRD Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Sudiarsa. Selaku tokoh dan wakil rakyat dia sangat mengapresiasi langkah Desa Adat Legian yang sudah memperhatikan masyarakat dan selalu mengambil kebijakan berlandaskan Tri Hita Karana.
Penglingsir yang juga mantan Prajuru Desa Adat Legian ini menambahkan dalam masa pandemi ini titik fokus Desa Adat Legian sudah tepat yakni dalam bidang pawongan. Karena di tengah situasi ini kehadiran desa adat di tengah masyarakat dalam membantu kebutuhan sangat diperlukan. Karena ini juga ujung-ujungnya adalah pada pelestarian adat. “Kalau secara fisik maupun bathin desa adat tidak hadir memperhatikan pawongannya, tentu berdampak perintah-perintah desa adat mengajak masyarakat pelestarian adat dan budaya akan terabaikan,” ujarnya.
Karenanya langkah Desa Adat Legian sangat tepat dan sangat cerdas untuk memperhatikan bidang pawongannya dalam situasi seperti saat ini. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan berupa susu “Bear Brand” dari pihak Nestle kepada Desa Adat Legian. BWN-04

RELATED ARTICLES
- Advertisment -Iklan Idul Fitri DPRD BadungIklan Idul Fitri PDAM BadungIklan Bali Wake NewsIklan Nyepi DPRD BadungIklan PDAM BadungIklan Lapor PajakIklan Lapor PajakIklan DPRD BaliIklan DPRD Badung Poling Badung Poling BadungIklan Galungan PDAM