Renon, baliwakenews.com
Komisi II dan Komisi III DPRD Provinsi Bali menggelar rapat kolaborasi multisektor di ruang rapat Gabungan Kantor DPRD Bali, Kamis 23 Januari 2025. Rapat dalam upaya mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang di sektor pariwisata.
Rapat Kerja (Raker) dipimpin Ketua Komisi II Agung Bagus Pratiksa Linggih dan Ketua Komisi III Nyoman Suyasa dan dihadiri sejumlah anggota seperti Gusti Agung Paramitha Dewi, Grace Natalie Suryawijaya, dan Nyoman Laka. Raker menghadirkan PT Angkasa Pura I di Bandara Ngurah Rai, Imigrasi, Bea Cukai, serta Dinas Perhubungan.
Raker ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar sektor, khususnya dalam menciptakan strategi yang efektif untuk mendukung keberlanjutan dan daya saing pariwisata Bali di tengah berbagai tantangan global dan lokal. Kolaborasi lintas sektor dinilai penting untuk memastikan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan
, inovatif, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat Bali.
Mengawali raker, Pratiksa Linggih mengkonfirmasi kondisi yang terjadi di Bandara Ngurah Rai, khususnya keluhan wisatawan bahwa untuk keluar dari bandara membutuhkan waktu hingga dua jam. “Ini disebabkan waktu tunggu bagasi hingga berjam-jam,” ujarnya.
Selain persoalan di bandara, Pratiksa Linggih juga minta agar dicari solusi untuk mengurai kemacetan yang terjadi khususnya di wilayah Badung Selatan seperti di Canggu, Kuta dan Kuta Selatan.
Ia menyampaikan harapannya agar permasalahan yang dihadapi pariwisata Bali dapat segera diatasi dengan solusi jangka pendek. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama multisektor untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dan berdampak nyata.
Dalam rapat tersebut, Pimpinan dan Anggota Dewan memberikan berbagai masukan kepada para stakeholder yang hadir. Masukan yang disampaikan tersebut didasarkan pada laporan permasalahan yang muncul di masyarakat.
Agung Bagus Pratiksa Linggih, menekankan pentingnya langkah cepat untuk mengatasi berbagai permasalahan di sektor pariwisata Bali. Salah satu yang menjadi perhatian adalah peningkatan pelayanan di bandara guna memberikan kenyamanan lebih bagi wisatawan.
“Kami berharap ada upaya konkret untuk meningkatkan pelayanan di bandara, mengantisipasi kemacetan dan penanggulangan sampah karena kenyamanan wisatawan adalah salah satu kunci keberhasilan pariwisata Bali,” ucapnya.
Ia berharap dengan berbagai solusi dalam jangka pendek, akan dapat mengantisipasi persoalan pariwisata kedepannya. Dengan demikian diharapkan pariwisata Bali yang berkelanjutan dapat terwujud. BWN-03