Jakarta, baliwakenews.com
Hasil pemantauan perkembangan musim hujan hingga akhir November 2020 menunjukkan bahwa sebanyak 61% daerah di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Klimatologi, BMKG, Herizal dalam rilisnya, Selasa (8/12).
Adapun wilayah yang dimaksud meliputi, sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Bali, sebagian NTB, Flores bagian utara, Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian barat, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian utara.
Sementara itu, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level “moderat”. Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari – Maret 2021, dan kemudian akan melemah pada bulan Mei 2021.
Lebih jauh dipaparkan, musim hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksikan akan berlangsung hingga bulan April 2021. “Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria Tinggi hingga Sangat Tinggi (>300mm/bulan) pada bulan Desember 2020 – Januari 2021,” ujarmya. Diantaranya berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua.
Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada bulan Januari – Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia.
Dengan latar belakang anomali iklim La Nina, meningkatnya aktivitas Monsoon Asia pada bulan Desember ini juga dapat juga disertai oleh beberapa fenomena atmosfer khusus lainnya seperti cold surge (seruakan dingin Asia), gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan pertemuan massa udara antar tropis (Inter Tropical Convergence Zona – ITCZ). Fenomena-fenomena tersebut telah diketahui dapat terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri, dan mampu memicu curah hujan ekstrem yang berdampak signifikan, diprediksi dapat terjadi dalam periode minggu terakhir Desember 2020 – Januari 2021.
BMKG menghimbau pihak-pihak terkait di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, ataupun masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, agar mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang, serta diminta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG. BWN-04