Berdayakan Masyarakat, PKM Unwar Beri Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Pada Kelompok Tunas Jati Desa Getasan

Petang, baliwakenews.com

Belum diolahnya limbah kotoran Sapi oleh Kelompok Tunas Jati, Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, menjadi pupuk memberi dampak buruk pada lingkungan. Melihat kondisi tersebut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar) menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sejak Mei hingga Juli 2024.

PKM yang diketuai Ir. Ni Ketut Etty Suwitari, M.Si., dengan anggota Ir. Luh Suariani, M.Si., dan Ir. Ni Made Yudiastari, M.Si., memberikan pelatihan membuat pupuk organik kepada Kelompok Tunas Jati, Desa Getasan, Kecamatan Petang. Dikatakan kelompok tani belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Etty Suwitari memaparkan Kelompok Tani Tunas Jati, adalah kelompok ternak yang memelihara sapi Bali. Peternakan sapi menghasilkan limbah kotoran sapi yang cukup banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal.

“Selama ini, kotoran sapi hanya ditampung tanpa pengolahan yang tepat sehingga menyebabkan masalah lingkungan seperti bau yang tidak sedap dan merusak estetika lingkungan. Padahal kotoran ternak dapat menghasilkan NH3 yang apabila bersatu dengan debu dalam jangka waktu lama akan menyebabkan beberapa penyakit yang terkait dengan paru-paru dan pada konsentrasi tinggi akan menurunkan daya tahan ternak, ” ungkap Etty Suwitari.

Baca Juga:  Hindari Terjadinya Bias Informasi Terkait Penanganan Covid-19

Kotoran sapi merupakan bahan yang potensial sebagai pupuk organik terlebih dalam permintaan pupuk organik semakin meningkat. Satu ekor sapi setiap harinya menghasilkan kotoran berkisar 8 –10 kg per hari atau 2,6 –3,6 ton per tahun atau setara dengan 1,5-2 ton pupuk organik sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan mempercepat proses perbaikan lahan. Pupuk organik dari kotoran sapi mempunyai banyak manfaat bagi tumbuhan yaitu alami dan aman bagi lingkungan. Manfaat pupuk organik kotoran sapi yaitu kandungan Nitrogen (N), fospor (P), dan Kalium (K) yang cukup tinggi, pupuk kandang mengandung unsur hara yang cukup lengkap.

Kandungan ini sangat baik dan dibutuhkan terhadap pertumbuhan tanaman. Apabila unsur Nitrogen (N), fospor (P), dan Kalium (K) tercukupi maka pertumbuhan tanaman akan menjadi baik. Keadaan potensial inilah yang menjadi alasan perlu adanya penanganan yang benar pada kotoran ternak. Limbah peternakan yang dihasilkan tidak lagi menjadi beban biaya usaha akan tetapi menjadi hasil ikutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bila mungkin setara dengan nilai ekonomi produk utama (daging).

Baca Juga:  Berharap Wabah Virus Corona Cepat Berlalu , Desa Adat Blahkiuh Buat Kegiatan “Ngeneng”

Dikatakan penerapan teknologi budidaya ternak yang ramah lingkungan dapat dilakukan melalui pemanfaatan limbah pertanian yang diperkaya nutrisinya serta pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas ternak, peternak dan perbaikan lingkungan.

“Permasalahan yang kami jumpai di Kelompok Tani Tunas Jati adalah kurangnya pengetahuan tentang pengolahan limbah peternakan sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Mitra juga belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan pupuk organik dari limbah kotoran sapi untuk tanaman, serta belum memiliki sarana dan prasarana pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik, ” ucapnya.

Dengan adanya permasalahan tersebut mitra kerja memohon kepada lembaga Fakultas Pertanian, melalui lembaga pengabdian pada masyarakat Universitas Warmadewa untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik berkualitas.

Baca Juga:  Tergelincir dari Motor, Pemuda Asal Jembrana Tewas di Kolong Mobil

“Untuk itu kami, memberikan transfer teknologi tepat guna yang mudah dilakukan oleh mitra dalam pengolahan limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai dengan penerapan teknologi Biomi. Kami juga memberikan solusi memanfaatkan pupuk organik dari limbah kotoran sapi untuk tanaman dan memberikan sumbangan sarana dan prasarana pengolahan kotosan sapi menjadi pupuk organik, ” tuturnya.

Melalui PKM target yang ingin dicapai adalah Mitra dapat mengetahui, memahami dan menguasai dari 40% menjadi 80% tentang pengolahan limbah peternakan seperti kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bermanfaat dan bernilai dengan penerapan teknologi Biomi. Mitra juga dapat meningkatkan pengetahuan dari 40% menjadi 75% tentang aplikasi pupuk organik dari limbah kotoran sapi untuk tanaman.

“Yang sangat penting adalah pengurangan pencemaran lingkungan sebanyak 95% oleh kotoran sapi karena sudah diolah menjadi pupuk organik. Dan peningkatan pendapatan mitra sebanyak 25% dari produksi pupuk organik kotoran sapi, ” pungkasnya. BWN-03

RELATED ARTICLES
- Advertisment -Iklan HUT RI DPRD BadungIklan HUT RI PDAM BadungIklan HUT RI DPRD Prov. BaliIklan KPU Prov. BaliIklan SMSIIklan Lapor Pajak Poling Badung Poling Badung