Tiga Kala Menjelang Galungan, Inilah Ujian Niskala bagi Umat Hindu Bali

Iklan Warmadewa

baliwakenews.com – Setiap enam bulan sekali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan sebagai simbol kemenangan Dharma melawan Adharma. Di balik kemeriahan upacara dan sajian khas, terdapat filosofi mendalam yang disebut “Tiga Kala”, yaitu tiga unsur niskala yang diyakini hadir menjelang Galungan untuk menguji keteguhan spiritual manusia.

Tiga Sosok dalam Tiga Kala

Dalam kepercayaan Hindu Bali, tiga Bhuta (makhluk halus) dikenal hadir secara berturut-turut:

  1. Sang Bhuta Galungan – Muncul pada hari Minggu (Redite Paing Dungulan)

  2. Sang Bhuta Dungulan – Datang pada hari Senin (Soma Pon Dungulan)

  3. Sang Bhuta Amangkurat – Hadir pada hari Selasa (Anggara Wage Dungulan)

Baca Juga:  Usai Kencan, Wanita Panggilan Kuras Uang Bule

Ketiga Bhuta ini merepresentasikan gangguan batiniah seperti kesombongan, keinginan duniawi, dan kekacauan pikiran. Umat Hindu diimbau untuk menjaga kesucian lahir batin dan memperkuat komitmen pada Dharma.

Dalam Lontar Sri Jaya Kesunu, dijelaskan bahwa Tiga Kala adalah manifestasi dari kekuatan alam yang menantang ketenangan manusia menjelang Galungan. Selain itu, pakar wariga Bali, Gede Marayana, menyebut bahwa kemunculan Bhuta ini memiliki hubungan erat dengan sistem penanggalan Bali dan bertujuan mengingatkan umat agar tidak lengah dalam menghadapi godaan duniawi.

Baca Juga:  Sekda Adi Arnawa Buka Turnamen Ceki ST. Tengah Gulingan

Rangkaian Hari Sebelum Galungan

Panyekeban (Minggu): Momen untuk mengendalikan hawa nafsu dan mulai memusatkan perhatian pada penyucian diri.

Penyajaan (Senin): Hari untuk mempersiapkan mental dan spiritual menghadapi ujian hidup.

Penampahan (Selasa): Simbolisasi pemotongan sifat negatif melalui pengorbanan dan pembersihan simbolis.

Meskipun berasal dari tradisi kuno, ajaran Tiga Kala tetap relevan di era modern. Setiap individu dihadapkan pada dilema dan godaan dalam kehidupan sehari-hari, dan melalui perenungan saat Galungan, umat diajak untuk menang atas keinginan pribadi yang dapat menyesatkan jalan hidup.

Baca Juga:  Yayasan Bhakti Yoga Dharma Literasi Makna Penglukatan Banyu Pinaruh

Galungan bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga merupakan panggilan untuk kembali pada kebaikan, kesadaran spiritual, dan keseimbangan antara dunia sekala dan niskala. BWN-01

Iklan Home Page
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -Iklan Badung Iklan Warmadewa Iklan PDAM Badung Iklan DPRD Badung Iklan Unwar Iklan DPRD Bali Iklan Pemkab Badung Iklan Ucapan BWN Badung Iklan Lapor Pajak