Mangupura, baliwakenews.com
Krama Desa Adat Pecatu menyambut antusias pelaksaan Karya Memungkah, Ngenteg Linggih dan Mapedudusan Agung di Pura Kahyangan, Dalam dan Prajapati. Seperti saat pelaksaan puncak Karya yang dilakanakan, Selasa (19/11/2024). Pelaksanaan Karya ini dipuput oleh 33 Sulinggih dan sudah dimulai sejak tanggal 2 Oktober 2024 lalu.
Ketua Panitia Karya, Wayan Teja memaparkan, rangkaian pelaksanaan Yadnya ini sudah dilaksanakan sejak tanggal 2 Oktober dan akan beralbir pada tanggal 6 Desember 2024. Dimana Karya ini sudah dimulai tanggal 2 Oktober 2024 dengan rangkaian seperti Mapekeling, Nanceb Surya, Melaspas Uparengga, Ngandeg Setra, Mendak Pengrajeg Karya di pura Uluwatu, melaspas di Pura Dalem, Pura Kahyangan dan Prajepati.
Selanjutnya dilakukan Mapepada, Melaspas Bagia Pulekerti, serta upacara Tawur, baik di Pura Dalem dan Pura Kahyangan. Prosesi selanjutnya yakni Upacara Melasti Ring Segara. “Dan Puncak Karya dilaksanakan pada anggarkasih tambir, 19 November 2024 hari ini,” ujarnya.
Pelaksanaan upacara Yadnya ini merupakan implementasi dari pelaksanaan Tri Hita Karana sehingga diharapkan ada keharmonisan baik itu antara sang pencipta lingkungan maupun antar sesama. Teja menambahkan dalam pelaksanaan upacara ini dipuput oleh 33 sulinggih.
Sementara itu, Bendesa adat Pecatu Made Sumerta mengungkapkan, Puncak Karya yang dilaksanakan Desa Adat Pecatu jatuh pada Anggarkasih Tambir tanggal 19 November 2024. Dimana prosesi upacara dilaksanakan secara bersamaan di tiga pura yakni Pura Kahyangan, Pura Dalem dan Pura Prajepati.
Rangkaian upacara diawali dengan mapekeling dilanjutkan melaspas uparengga, negtegang beras, melaspas tetaring termasuk ngandeg setra. Anggota DPRD Badung ini, juga menekankan yang terpenting juga dalam pelaksanaan upacara ini adalah Nyengker Setra. Yang mana telah diberitahukan kepada Krama bahwa sejak dimulai upacara ini dilaksanakan meyasa kerti.
Apabila ada Krama desa yang mempunyai halangan berupa kematian maka pelaksanaannya dilakukan dengan penguburan biasa yaitu dilaksanakan setelah jam 6 sore. Sedangkan Krama yang punya keluarga meninggal dan belum dilaksanakan upacara pengabenan maka dilaksanakan upacara bersama di setra. Untuk upacara melaspas di pura dalem Penataran ini sudah dilaksanakan pada 6 bulan yang lalu, dan untuk di Pura Kahyangan dan Prajepati pemelaspasan dilaksanakan setelah selesainya rehab pura.
Dalam rangkaian upacara juga dilaksanakan pemelastian dan mulang pakelem. Pakelem ini dilaksanakan oleh prajuru dan Jero mangku dengan sarana pakelem berupa itik, angsa dan kambing. Pakelem dilaksanakan di pantai Labuan Sait. Pelaksanaan upacara ini juga sesuai dengan loka dresta yang berjalan selama ini didesa pecatu.
Untuk upesaksi dalam upacara ini telah hadir undangan dari pemerintah kabupaten Badung pada saat mendem pedagingan, hadir dari PHDI , PLT Bupati Badung, camat Kuta Selatan, MDA dan perbekel desa Pecatu dan undangan Bendesa sekecamatan Kuta selatan. Sedangkan untuk Yajamana Karya yakni Ida Pedanda Gede Giri Dwijaguna dari Griya Angantaka. Diharapkan melalui upacara ini seluruh Krama Desa Adat Pecatu diberikan Kerahayuan dan Kasukertan. BWN-04