Denpasar, baliwakenews.com
Universitas Warmadewa (Unwar) menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Kantor Konsultan Pajak Rahayu Antari di Jalan Gumitir No. 56, Banjar Biaung, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar, sepanjang bulan Agustus. PkM bertajuk “Pelatihan Pelafalan Istilah Bahasa Inggris Perpajakan kepada Konsultan Pajak di Kantor Konsultan Pajak Rahayu Antari: Menuju Sumber Daya Manusia Era Global”.
Ketua PkM sekaligus dosen di Fakultas Sastra Unwar, Dewa Ayu Dyah Pertiwi Putri, S.S., M.Hum., mengatakan pelatihan bertujuan meningkatkan performa komunikasi dan profesionalitas para staf konsultan pajak dalam melayani klien menggunakan bahasa Inggris.
“Pada pelaksanaannya, staf konsultan pajak tidak hanya mendapatkan pelatihan pelafalan kosa kata perpajakan dalam bahasa Inggris, namun juga pengayaan kosa kata perpajakan dan keramahtamahan dalam bahasa Inggris, sekaligus aplikasinya dalam percakapan umum dan korespondensi, ” ucapnya.
Diterangkan, pariwisata Bali sebagai salah satu sektor terbesar di Provinsi Bali berdampak signifikan terhadap banyak aspek di Provinsi Bali. Salah satu aspek yang merasakan dampak signifikan yang positif adalah aspek perpajakan. Melalui pariwisata yang menjanjikan, tidak sedikit wisatawan internasional yang beralih menjadi penanam modal atau pun pebisnis di Bali. Dengan demikian, masyarakat yang berprofesi di bidang perpajakan sering berkontak secara langsung dengan warga internasional, tidak terkecuali para konsultan pajak.
“Akan tetapi, kurangnya keterampilan dalam berbahasa Inggris seringkali menjadi penghambat terwujudnya komunikasi yang lancar dan berhasil. Dengan demikan, pelatihan bahasa Inggris secara lisan dan tulisan signifikan untuk dilakukan, ” katanya.
Dikatakan, Kantor Konsultan Pajak (KKP) Rahayu Antari merupakan salah satu KKP yang menyadari bahwa optimalisasi kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris, penting untuk dilakukan. Dengan mayoritas klien berupa perusahaan, villa, dan restoran yang bekerja sama atau dimiliki oleh warga asing, KKP Rahayu Antari yang memiliki total staf 10 orang, memiliki animo yang besar untuk berbenah dalam komunikasi bahasa Inggris untuk meminimalisasi kekeliruan dalam komunikasi dan meningkatkan performa pelayanan.
Pemilik KKP Rahayu Antari, Ni Komang Rahayu Antari, S.E., BKP, Ak. mengatakan dalam kesehariannya, kesepuluh staf yang bekerja di KKP seringkali melayani klien-klien yang merupakan warga asing menggunakan bahasa Inggris. Meskipun hal tersebut rutin dilaksanakan, namun pelaksanaannya tidak selalu berjalan lancar.
“Ketidaklancaran yang dialami disebabkan oleh keterampilan mendengarkan bahasa Inggris yang belum optimal, kurangnya kosa kata perpajakan dan percakapan umum dalam bahasa Inggris, kurangnya pengetahuan korespondesi bahasa Inggris, dan pelafalan bahasa Inggris yang masih dipengaruhi oleh aksen bahasa Bali,” ungkapnya.
Hal tersebut menyebabkan transaksi dan korespondensi yang seharusnya bisa diselesaikan dalam jangka waktu cepat, menjadi tertunda dan harus menunggu pimpinan untuk memfasilitasi ketidaklancaran yang timbul.
“Harapannya, dengan PkM yang diselenggarakan dapat menyasar permasalahan tersebut guna meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian staf dalam menyelesaikan tugasnya secara penuh tanpa tergantung oleh kehadiran dan keterampilan bahasa Inggris dari pimpinan. Apabila seluruh staf bisa terampil dalam memberikan pelayanan menggunakan bahasa Inggris, segala komunikasi, transaksi, dan korespondensi dengan klien asing dapat dilakukan dengan lebih cepat dan memberikan kesan yang lebih profesional, ” ucapnya menyampaikan harapan.
Menjawab harapan tersebut, Dewa Ayu Dyah Pertiwi Putri, SS., M. Hum., mengatakan telah merancang program pelatihan yang menyasar permasalahan mitra berupa pengayaan kosa kata perpajakan dan percakapan umum dalam bahasa Inggris, pelatihan pelafalan bahasa Inggris, dan pelatihan korespondensi bahasa Inggris.
“Seluruh program tersebut kami sajikan dalam bentuk pemaparan materi dan role play. Role play memungkinkan para peserta untuk mengingat dan memahami penggunaan kosa kata atau pun percakapan dengan lebih mudah sesuai peran dan konteks. Kami juga merancang pre-test dan post-test untuk meninjau keberhasilan program terhadap peserta, ” tuturnya.
PkM kali ini dilaksanakan 8 kali pertemuan meliputi penjajakan masalah, pre-test, pelatihan, dan post-test. Pimpinan KKP Rahayu Antari menyatakan kepuasannya terhadap PkM yang telah berlangsung. Harapannya, program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan tetap segar dan berkembang. BWN-03