Ketua DPRD Badung Ngayah Pecalonarangan di Desa Adat Kuta

Kuta, baliwakenews.com

Tidak hanya terkenal dalam berkecimpung di dunia politik, sosok I Gusti Anom Gumanti juga memiliki jiwa relegi yang cukup tinggi. Tidak banyak yang tahu, Anom Gumanti yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Badung ini cukup tekun menjalani dunia spiritual. Bahkan pada Saniscara Wuku Kuning yang bertepatan dengan hari raya Kuningan serta Rahina Kajang Kliwon, tokoh Kuta ini melaksanakan tradisi ngayah dalam pagelaran Calonarang yang berlakon “Nyi Maya Wilah”.

Ada tiga pelawatan barong yang ditampilkan dalam pentas seni calonarang yang digelar di Pertigaan Depan Pura Desa, Desa Adat Kuta, Pelawatan barong tersebut diantaranya, Pelawatan barong bang yang disungsung oleh Banjar Adat Temacun dan Banjar Adat Pemamoran, barong singa disungsung oleh Puri Satria Dalem Kaleran Kuta dan barong selem yang disungsung oleh Banjar Tegal Kuta.

Baca Juga:  Hadiri HUT Ke-44 ST. Dharma Bhakti, Bupati Giri Prasta Serahkan Hibah Pembelian Tanah dan Pembangunan Balai Banjar

Dari tiga pelawatan barong tersebut Anom Gumanti menyolahang (menarikan) barong bang. Anom Gumanti yang juga panitia pecalonarangan Desa Adat Kuta mengatakan, pecalonarangan ini adalah prosesi dan rangkaian pesucian tiga Pelawatan yang diempon oleh sejumlah krama desa Adat Kuta.

“Prosesi ini bertepatan dengan hari raya Kuningan, kenapa hari raya ini, karena hari Kuningan ini merupakan hari yang sakral dan bertepatan dengan Rahina Kajeng Kliwon. Dan yang paling utama adalah dari pawuwus. Artinya beliau yang memberikan petunjuk untuk pelaksanaan penyalonarangan ini. Biasanya dilaksanakan lima tahun sekali,”ujarnya.

Baca Juga:  Hujan Guyur Badung, Puluhan Rumah Terendam di Tangkuban Perahu

Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini adalah salah satu dari implementasi Tri Hita Karanan. Sekala dan Niskala kalau tidak berjalan harmonis tentun akan berdampak, maka dilakukan lah prosesi seperti ini yang tujuannya untuk mengharmonisasi alam beserta isinya agar selalu mendapatkan perlindungan berupa pelawatan seperti ini.

“Sifat sakral dan religiusnya sangat tinggi, jadi orang-orang yang munut ide bhatra ini adalah orang yang khusus. Khusus dalam arti sama seperti pemangku. Dia harus memiliki keturunan seorang pemangku atau dari pawuwus dibolehkan atau tidak, yang ketiga adalah memiliki kesiapan lahir dan batin. Contoh begitu banyak yang harus dilakukan salah satunya adalah menjaga trikaya parisuda. Jadi semuanya itu harus berproses, mulai dari proses penyucian melukat dan pawintenan. Dan terakhir, ketika sudah diputuskan oleh Krama dan pawuwus, sudah menjadi satu setelah itu nanti dilaksanakan pawintenan oleh sulinggih bagi yang munut sesuhinan ini,” paparnya.

Baca Juga:  Tabung Elpiji Meledak, Rumah Porak-poranda, Bule Prancis Alami Luka Bakar

Tokoh karismatik asal Kelurahan Kuta ini juga menjelaskan, lakon yang diangkat dalam pecalonarangan kali ini adalah, Nyi Maya Wilah. “Pecalonarangan ini menggunakan lima watangan matah. Kebetulan juga orang -orang yang ngayah ini sudah profesional dengan penyelenggaraan seperti ini. Saya berharap penyelenggaraan ini berjalan dengan baik dan sukses dan sami ngemolihang kerahayuan,”ungkap anggota DPRD Badung empat periode tersebut. BWN-05

Iklan DPRD Badung
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -Iklan DPRD Bali Iklan DPRD Badung Iklan Ucapan BWN Badung Iklan Ucapan BWN Tabanan Iklan Imlek DPRD Badung Iklan Nataru PDAM Badung Iklan Nataru Tabanan Iklan SMSI Iklan Lapor Pajak