Werdhi Bhuana, baliwakenews.com
Dalam melakukan kegiatan Yadnya, tidak mesti ada kepentingan politik, pihaknya datang ke kegiatan yanya ini adalah bagian dari komitmennya dalam menjaga tradisi, adat serta budaya yang telah dilaksanakan masyarakat Bali selama ini. Hal ini diungkapkan Tokoh masyarakat Badung, I Wayan Suyasa mengahadiri Karya Atma Wedana di Desa Adat Banjarsayan Desa Werdi Bhuwana Kecamatan Mengwi, Rabu (7/8).
Ketua DPD Partai Golkar Badung ini selain ikut ngrastiti karya, Suyasa yang didampingi Anggota DPRD Badung Putu Sika Adi Putra dan Made Suparta juga ngaturang punia Rp 30 juta, dengan rincian Wayan Suyasa Rp 20 juta, Putu Sika dan Made Suparta masing -masing Rp 5 juta.
Kehadiran Wayan Suyasa disambut Bendesa Adat Banjarsayan I Made Bangur, Perbekel Werdi Bhuwana I Ketut Sadia Wijaya serta ratusan krama lanang istri.
Politisi yang digadang-gadang maju sebagai calon Bupati Badung ini menyatakan terima kasih atas undangan yang disampaikan panitia dan prajuru agar dirinya bisa hadir sebagai saksi sekala. Dikatakan Wayan Suyasa kehadirannya ini tidak ada kepentingan politik praktis.
“Para undangan (anggota dewan) yang hadir ini adalah mereka yang pernah dibantu (mencari suara pada Pileg lalu) oleh krama disini. Seperti pak Indah (Made Suparta) dan Putu Sika yang merupakan kepanjangan kami di Partai Golkar. Mereka bisa naik menjadi anggota dewab, karena masyarakat disini. Hal ini juga berlaku bagi yang lain, prajuru mengundang selain untuk saksi sekala, juga agar dapat jug memberikan restu pelaksanaan karya ini,” ungkapnya.
Politisi asal Desa Penarungan ini juga kembali mengingatkan masyarakat para wakil rakyat setelah dilantik merupakan DPRD Kabupaten Badung, bukan wakil rakyat partai maupun desa dimana asal wakil rakyat tersebut. Sehingga wakil rakyat ini berkewajiban membantu masyarakat dari Kecamatan Petang hingga Kecamatan Kuta Selatan. “Agar mereka jangan datang disaat perlu saja. Jangan lagi berbicara poitik ketika mereka sudah menjabat,”paparnya.
Selain itu WS sapaan akrab Wayan Suyasa kembali menyampaikan apresiasinya kepada krama aas kebersamaan krama dalam melaksanakan upacara yadnya ini dengan konsep goting royong sagilik saguluk salunglung sabayantaka. Hal ini jiga merupakan upaya prajuru untuk meringankan beban krama.
Ditegaskan kehadirannya untuk turut ngrasti agar karya ini berjalan labda karya sidaning don “Sehingga hal ini jangan lagi terganggu dengan kepentinga oknum -oknum yang memiiki kepentingan sesaat. Jangan saya dibentur -benturkan dengan kepentingan politik. Saya yakin pemerintahan Badung yang sudah baik ini kedepan akan menjadi lebih baik dengan mewujudkan kebahagian , kesejahteran yang merata,” tukasnya.
Sementar Bandesa Adat Banjarsayan Made Bangur atas nama krama mengucapkan terima kasih atas kesediaan Wayan Suyasa untuk hadir dan ngaturang punia. Dengan punia ini Made Bangur menyatakan sangat terbantu dalam melaksanakan Karya Atma Wedana berupa manusa dan pitra yadnya.
“Dalam karya atma wedana ini kmi mendapatkan bantuan daru desa sebesar Rp 226 juta dipotong pajak, bersihnya Rp 200juta. Namun peserta dalam karya ini membludak sehingga dana tersebut tidak mencukupi. Sehingga kami di prajuru memberanikan diri memohon bantuan melalui para undangan yang hadir,” ungkapnya.
Made Bangur juga menyatakan sosok Wayan Suyasa merupakan figur pemimpin merakyat yang senantiasa berbaur dengan masyarakat. “Pak Wayan Suyasa sudah kami sediakan kursi dan meja dalam kegiatan ini, namun beliau memilih ‘meguyang”( lesehan) bersama masyarakat kami disini. Inilah beliau orangnya merakyat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Perbekel Werdi Bhuwana Ketut Sadia Wijaya yang menyatakan terima kasih atas punia yang diberikan Wayan Suyasa kepada warga di Banjarsayan dalam karya Atma Wedana.
“Kami sudah membantu melalui dana desa sesuai yang diajukan masyarkat. Semoga kedepannya dalam pelaksanaan karya selanjutnya panitia dapat lebih memperhitungkan biaya dalam penganggarannya,”terangnya. BWN-05