Denpasar, baliwakenews.com
Kasus aborsi dan penemuan jasad orok (bayi) sepanjang tahun 2023 cukup marak terjadi di wilayah Denpasar dan Badung. Berdasarkan data yang dirangkum dari Januari hingga Desember ini, tercatat 10 kasus serupa yang dilaporkan ke polisi.
Ironisnya, polisi hanya mampu mengungkap dua kasus pembuangan jasad orok saja. Dalam penyelidikan kasus tersebut, polisi mengaku mengalami sejumlah kendala. Seperti, minim rekaman CCTV, saksi dan lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk. “Kami dari pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait sejumlah kadus penemuan jasad orok yang belum terungkap,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, Selasa (26/12).
Sukadi mengatakan, kasus penemuan jasad orok terbaru dilaporkan pada Sabtu 23 Desember 2023. Seorang petugas pembersih sungai, melihat jasad orok laki-laki nyangkut di Jaring Sungai Watch, Tukad Ngenjung, Jalan Bypass Ngurah Rai, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.
Sukadi menuturkan, jasad itu awalnya dilihat oleh Putu Agus Indrawan (33). Pria asal Kuta, Badung itu, awalnya hendak membersihkan sampah di aliran sungai. Dan sekitar pukul 10.30, dia melihat bungkusan kain nyangkut di jaring penahan sampah. “Saat didekati, saksi melihat rambut keluar dari bungkusan tersebut,” katanya.
Karena curiga saksi mengangkat bungkusan tersebut dengan mengunakan kayu. Dan saksi melihat kaki anak kecil. Dan dia memastikan jika dalam bungkusan itu adalah jasad orok. “Kemudian saksi melaporkan ke atasannya,” ucap Sukadi.
Aparat Polsek Densel yang mendapatkan laporan tersebut lantas mendatangi TKP dan melakukan penyelidikan. Hasil pemeriksaan polisi, kondisi jasad orok yang ditemukan dibungkus dengan mengunakan baju kaos warna putih, kondisi bayi masih utuh, berjenis kelamin laki laki. “Melihat dari kondisi jasad orok yang masih utuh, kemungkinan baru dibuang oleh orang tuanya. Diduga jasad orok tersebut hasil dari hubungan terlarang dan sengaja dibuang untuk menutupi aib dari kedua orang tuanya,” tegasnya.
Hanya Dua Kasus Terungkap
Pihal kepolisian nampaknya kehabisan akal dalam mengungkap dan menangkap pelaku pembuangan jasad orok. Dari 10 kasus tersebut, sebagian besar TKP-nya berada di pinggir sungai dan lahan kosong yang jauh dari pemukiman warga.
Meski sulit menangkap pelakunya, namun polisi berhasil menangkap dua pelaku dari dua kasus pembunuhan janin atau aborsi. Yang pertama ditangkap polisi, seorang wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial MA (38). Tersangka menyimpan jasad bayinya yang berusia tujuh bulan di dalam lemari di kosnya di seputaran Jalan Tukad Musi, Denpasar Timur.
MA hamil dari hubungannya dengan kekasihnya berinisial ME (35). Dan peristiwa tersebut terungkap pada Sabtu 11 Februari 2023 sekitar pukul 13.00 siang. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, MA mengalami keguguran dan dirawat di RSUD Wangaya. “Dia mengalami pendarahan dan pingsan sehingga tidak sempat mengurus janinnya karena keburu dibawa ke rumah sakit. Janinnya tidak dimasukkan dalam almari, tapi diletakkan sebelah almari,” ujar AKP Sukadi, kala itu.
Disinggung adanya informasi MA melakukan aborsi dengan cara minum jamu tradisional, Sukadi membantah. “Nggak ada itu, siapa bilang ? (aborsi). Kami sudah memeriksa saksi-saksi dan hanya keguguran biasa. Ketika itu dia ke kamar mandi dan merasakan sakit hingga orok keluar. Pacarnya juga tidak tahu kalau dia hamil karena MA tidak pernah mengaku,” ungkapnya.
Sementara informasi lainnya, terungkapnya keberadaan janin itu berawal ketika MA yang sedang dirawat di rumah sakit mengirim pesan via WhatsApp kepada saudaranya agar mengambil daging dalam almari. “MA minta tolong ke tetangganya agar mengantar ke rumah sakit dan kepada dokter mengaku ada tumor di perutnya,” beber sumber.
Sementara itu, saudara laki-lakinya saat diminta mengambil daging di almari kaget karena ternyata orok. Karena takut, dia meminta bantuan ke tetangga kos kemudian melapor ke Polsek Denpasar Timur.
Sedangkan pelaku pembuangan orok lainnya yang ditangkap polisi, adalah seorang perempuan berinisial ZS (28). Tersangka yang merupakan foto model itu diburu polisi usai membuang jasad oroknya di terminal domestik bandara, Minggu 5 Oktober 2023.
Kasat Reskrim Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai AKP Rionson Ritonga, mengatakan, setelah diburu selama lima hari, pelaku pembuangan jasad orok itu akhirnya ditangkap pada, Kamis (19/10). “Pelakunya ibu dari sang bayi. Dia berinisial ZS ditangkap di rumahnya di Semarang, Jawa Tengah,” ucapnya.
Menurut Rio, pengejaran pelaku dibantu Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Bali. “Kami juga melakukan koordinasi dengan petugas Avsec Angkasa Pura I untuk melakukan pengecekan melalui CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP) maupun di lokasi lain yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk mendeteksi pelaku,” ujarnya.
Dari pengecekan CCTV, terpantau ciri-ciri orang yang diduga sebagai pelaku pembuang bayi tersebut. Berbekal dari data-data yang dihimpun, petugas kemudian melakukan pengejaran terhadap pelaku yang terdeteksi keberadaanya di wilayah Semarang, Jawa Tengah. “Dalam proses itu, pihaknya juga mendapat bantuan dari jajaran Subdit Jatanras Polda Jawa Tengah,” imbuhnya.
Meski dua kasus pembuangan jasad orok telah terungkap, aparat kepolisian masih memiliki delapan tunggakan kasus yang sama. Diantaranya, jasad orok perempuan ditemukan di parit di dekat lahan kosong depan proyek Social Club Jalan Kayu Tulang, Desa Canggu, Kuta Utara, Badung, Senin 1 Mei 2023 sekitar pukul 08.00.
Kemudian jasad orok berjenis kelamin laki-laki ditemukan di bantaran timur Sungai Taman Pancing, Pemogan, Denpasar Selatan, pada Kamis 4 Mei 2023. Jasad dalam kondisi membusuk itu ditemukan oleh salah seorang pemancing, sekitar pukul 16.00.
Selanjutnya, jasad orok ditemukan di bibir pantai, tepatnya depan Restaurant Pavilion Legian,Kuta, Badung, Minggu (16/7) sekitar pukul 06.15. Orok yang belum memiliki jenis kelamin itu, diperkirakan berusia enam bulan.
Kasus serupa kembali terjadi di Denpasar Timur. Bayi berjenis kelamin perempuan terbungkus kresek ditemukan di lokasi mesin pemilahan sampah TPST Kertalangu, Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Denpasar Timur, Rabu 8 November 2023 siang. Nyawa sang bayi tak tertolong meski sempat dilarikan ke RS Darma Yadnya, Denpasar.
Bayi tersebut ditemukan oleh salah seorang pekerja di TPST Kertalangu, sekitar pukul 11.20. Saksi bernama Ni Kadek Suryantini (43), awalnya sedang memilah sampah di mesin MST (Manual Sorting Table). “Dia melihat ada kresek besar warna merah. Saksi bermaksud untuk mengambil plastik guna memilah sampah tersebut,” kata Sukadi.
Saat kresek dibuka, ternyata Kadek melihat kain hitam (celana panjang). Saat kainnya hendak dibuang, ternyata bobotnya berat. Saksi kemudian membuka kain tersebut, dan di dalam kain berisi bayi lengkap dengan ari arinya. “Kondisi bayi tersebut sudah bersih tidak ada darah. Namun sang bayi suda lemas. Saksi kemudian menaruh bayi tersebut di bawah, karena mesin pemilahan sampah masih hidup. Setelah mesin mati, saksi kemudian mengganti kain pembungkus bayi yg basah itu dengan dengan kain baru yang kering. Bayi tersebut sempat menangis. Dan saksi melaporkan penemuan bayi itu ke atasannya,” beber Sukadi.
Selanjutnya bayi perempuan itu dibawa ke RS Darma Yadnya. Kemudian dokter memeriksa bayi dengan panjang 39 cm itu. Dan ternyata bayi sudah meninggal.
Dan pada Selasa 11 November 2023, jasad orok dalam kondisi hancur ditemukan di pinggir Jalan Tukad Badung XX, sebelah rumah nomor 6, Sidakarya, Denpasar Selatan. Jasad itu dalam kondisi mengenaskan dengan sejumlah luka di tubuhnya yang diduga sempat terlindas kendaraan.
Jasad orok itu ditemukan oleh salah seorang pengendara motor yang melintas di lokasi kejadian, Selasa (21/11) sekitar pukul 07.30. “Jasad orok itu di taruh dalam tas jinjing, dan diletakan begitu saja di pinggir jalan raya,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi.
Selang beberapa minggu kemudian, jasad orok kambali.ditemukan dalam kondisi dicabik-cabik biawak di pinggir Sungai Tukad Mati, Ubung, Denpasar Utara, Rabu 6 Desember 2023 sekitar pukul 08.30. Saat ditemukan, jasad berjenis kelamin perempuan itu dalam kondisi mengenaskan, salah satu lengan hilang dan leher nyaris putus.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi mengatakan, jasad orok itu awalnya ditemukan oleh dua orang buruh proyek yang bekerja tak jauh dari lokasi. Kedua buruh itu, Muhamad Helmi (23) dan Huznuz Zamzami (22) asal Lombok Timur.
Sukadi mengungkapkan, sekitar pukul 07.30, kedua saksi sedang berdiri di jendela menghadap sungai. Mereka melihat dari kejauhan ada biawak menarik bangkai di pinggir sungai. “Mereka lantas turun ke sungai, dan melihat biawak menarik jasad orok. Dan peristiwa itu dilaporkan ke mandornya,” katanya.
Peristiwa itu lantas dilaporkan ke aparat kepolisian. Dan tak berselang lama, datang petugas kepolisian dan BPBD Kota Denpasar. Jasad orok itu lantas dievakuasi ke mobil ambulan dan dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar. “Orok itu berjenis kelamin perempuan. Saat ditemukan posisi jasad orok berada di atas tanah pinggir sungai. Tangan kiri sudah tidak ada, paha kiri robek dan leher nyaris putus,” ucapnya. (aan bagus)