Denpasar, baliwakenews. com
Semakin mendekati kontestasi politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali November 2024, calon petarung sudah mulai mengambil ancang-ancang. Jika selama ini beberapa tokoh atau politisi yang santer disebut di masyarakat bakal maju dalam Pilgub Bali 2024, masih ‘sembunyikan diri’, sejak awal April, para calon petarung tersebut sudah mulai keluar kandang dan mensosialisasikan diri.
Langkah sosialisasi tersebut dilakukan baik secara langsung bertatap muka dengan masyarakat maupun melakukan endorsmen melalui pemasangan baliho di pusat-pusat keramaian.
Seperti halnya Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung misalnya, sejak awal April tampak banyak baliho bergambar dirinya tersebar dengan tulisan “Giri Untuk Bali”.
Netizen pun bereaksi. Ada yang mempertanyakan corak Baliho Giri Prasta, yang penuh warna gelap. Tak satu pun Baliho Giri Prasta yang merepresentasikan partai nauangannya yakni PDI Perjuangan yang dikenal sebagai partai ‘merah’.
Salah seorang warga netizen, dalam akun Facebooknya, menulis; ‘Pak Giri sudah keluar kandang nih. Tapi kok gak ada warna PDIP ya? Beliau ini kan jelas-jelas kader PDIP, tetapi balihonya sama sekali tidak bercorak PDIP. Gak ada merah-merahnya sama sekali,’ tulis netizen bernama Hervina, dalam akun Facebook yang terpantau Selasa 17 April 2024.
Menanggapi maraknya baliho dirinya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, pun telah memberikan jawaban bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri dalam Pilgub Bali.
Giri Prasta, mengatakan ia tidak mengetahui siapa yang memasang maupun yang memberikan instruksi pemasangan baliho tersebut.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, IGN Jaya Negara dalam sebuah kesempatan kepada wartawan menegaskan, pihaknya, tepatnya DPD PDI Perjuangan Bali, sama sekali tidak mempersoalkan pemasangan baliho tersebut. Meski diakuinya bahwa Giri Prasta adalah kader PDIP.
“PDIP sangat menjunjung tinggi hak demokrasi yang dimiliki setiap kader PDI Perjuangan, termasuk melakukan sosialisasi diri. Kan partai belum menentukan siapa kader atau tokoh yang didukung untuk maju dalam Pilkada. Jadi ya, wajar-wajar sajalah kalau ada yang ingin sosialisasikan diri,” ujar Jaya Negara yang kini masih menjabat sebagai Walikota Denpasar belum lama ini di Denpasar.
Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, yang disebut-sebut sebagai calon incumbent untuk Pilgub Bali 2024, Wayan Koster tak ingin berkomentar terkait maraknya sosialisasi Giri Prasta.
Tampaknya Wayan Koster lebih ingin berkonsentrasi mengurus partai yang masih dalam tanggungjawabnya. Dikatakan, rekomendasi untuk maju sebagai calon Gubernur sepenuhnya menjadi kewenangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.
“PDI Perjuangan adalah partai yang sudah berpengalaman dalam mengelola dinamika politik baik tingkat daerah maupun nasional, ” tandasnya.
Ditegaskan, berbagai rujukan dan referensi tentu telah dikaji dan dimatangkan oleh DPP PDI Perjuangan. Rujukan itu antara lain, adanya prestasi dalam Pemilu Legislatif, di mana dalam Pemilu Legislatif Februari lalu, PDIP menyapu bersih seluruh kabupaten di Bali.
Selain itu, kata Koster, PDI Perjuangan nyaris tidak punya tradisi untuk memberikan kesempatan hanya satu periode kepada Kepala Daerah, Provinsi maupun Kabupate /Kota. “Saya kasi tau klu saja ya. PDI Perjuangan jarang sekali hanya beri satu periode saja kepada seorang Kepala Daerah. Umumnya dua periode. Kecuali bila ada permasalahan politik yang sangan berat, atau tidak punya prestasi,” ujar Koster. BWN-03